Langsung ke konten utama

Shogun Ninja, Sang Legenda

Ninja adalah nama panggilan untuk motor shogun hijau kesayangan ku waktu SMK dulu, merek Ninja? Bukan, tapi dia memiliki sifat-sifat bak seorang ninja sejati, pendiem, lincah, dan tahan banting. Banyak lecet-lecet di body nya dia yang ga semua umat motor punya, di setiap perjalanan di rumah ke sekolah, pasti selalu dapet lecet baru, ntah itu di body, di jok, di selebor, atau bahkan di head lamp nya, tapi aku dengan pede nya bawa ninja kemana-mana, karna aku menanggap semua lecet itu adalah lecet kenangan yang bisa membuat aku belajar akan hal-hal baru.
Misal :
  "Nyungsep di sungai, membuatku belajar kalau pas belok jangan lupa nginjek rem"
  "Di serempet dari belakang, membuatku belajar bahwa keberadaan spion itu penting, bukan cuma buat gaya-gaya an aja, dulu pas waktu aku kecil, aku kira spion itu telinga nya motor eh ternyata salah hehe"
  "Ngelindes kaki Pak RT yang lagi kerja bakti membuatku belajar bahwa kaki Pak RT itu berdeda dengan polisi tidur"

Motor itu adalah pemberian omku karena merasa kasihan kepadaku. Walupun motor tua, banyak lecet dan model nya kurang bagus, tapi aku ga pernah malu bawa tuh motor kemana aja, bahkan ke rumah gebetan baru sekalipun. Yah walaupun yang malu gebetan ku bukan aku.
(*fyi : ketika semasa sekolah, aku punya banyak gebetan dan hubungan adek kaka an, ga tau kenapa itu selalu ada apa kayanya aku bakal jadi calon PlayBoy?)

Berkat ada nya si ninja, aku makin bisa mengenal daerah-daerah baru di kota sidoarjo yang rada luas ini, kesasar? Maksudmu guru baruku dalam mengenali wilayah-wilayah yang sebelum nya belum aku kenal?. Dengan bermodal pengalaman yang aga lihai saat bawa motor dan feeling, aku menjoba membonceng si andre menuju ke rumahku di desa krian (*berniat untuk ngajak makan dan minta uang), dalam perjalanan, aku menemui sebuah terop besar yang menutupi jalan raya dan otomatis jalan dialihkan menuju jalanan kampung.
  "Anjing, urusan kawin aja sampe nyusain orang, mana aku ga tau jalan lagi >:(" ucapku dalam hati

Tapi walaupun aku ga ngerti, aku harus terlihat paham di mata andre, biar dia ngakuin kalo aku sekarang sudah lihai naik motor.

  "Nung, yakin bener lewat sini jalan nya?" Ucap Andre dengan rasa khawatir
  "Santai aja, aku kenal kog sama daerah sini." B) dengan rasa percaya diri
  "Emang kalo mau kerumah mu harus lewat tengah sawah kaya gini ya?" Balas andre
  "Loh ini kita lewat jalan pintas ndre, biar cepet sampai rumah" 
  "Oh yaudah kalo gitu"

Setelah perjalanan selama setengah jam, aku melihat ada jalan terang dan padat di penuhi dengan mobil-mobil pengangkut besar-besaran, "wah feeling ku depan belok kiri deh" ucapku dalam hati, dengan mantap aku langsung berbelok ke kiri. Selama satu jam perjalanan, tak sengaja aku melihat mobil Sedan mewah warna merah yang ada di sampingku.

  "Enak yah ndre punya mobil, ga kepanasan, ga kehujanan, ga kedinginan" ucapku sambil berangan-angan
  "Iya yah nung, pasti pandangan setiap orang yang pernah ngeremehin kita jadi berbeda saat kita bawa mobil" balas andre
  "Emang kalo punya kendaraan beroda lebih dari dua, pandangan orang ke kita jadi rada berbeda ya ndree?"
  "Jelas!, btw, Bemo roda nya lebih dari dua loh nung, bis juga, truk juga."
  "Oh iya ya, berarti salah dong"

Di akhir pembicaraan kami, tiba-tiba kami melihat sebuah Gapura besar bertuliskan "Selamat Datang di Kota Mojokerto".

-_-

 "Kamu makin tua makin goblok yah nung" ucap andre dengan nada rada emosi. Keseringan mengalami hal-hal yang seperti itu yang membuat aku makin kenal dengan daerah-daerah asing dan tentunya, kehabisan bensin. Hehehehe

Si Ninja adalah motor paling ajaib se jagad raya, mesin nya bisa hidup tanpa memerlukan kontak, motor rusak? Salah, ini namanya canggih. Duk druduk druduk duk duk merdu suara knalpot nya bak suara Inul Daratista yang lagi sakit asma. Dengan kemampuan berjalan tanpa suara menyebabkan hampir semua orang bilang, "loh kapan sampe? Kog ga denger suaranya?" Dengan bangga aku menjawab, "yah gini ini si Ninja"

Kecanggihan nya tanpa kontak bisa nyala membuat nya menjadi kendaraan umum di Sekolahku, Terkadang aku juga bingung, tiba-tiba ada anak bilang "nung, makasih udah minjemin motor", "loh kapan aku minjemin motor ke dia?" ucapku dalam hati. Ternyata eh ternyata motorku sering dibuat keluar sama anak-anak pas waktu istirahat, pantesan kog setiap mau pake bensin nya habis.

Sampe suatu saat aku punya uang lebih dan berencana mentraktir si Sopian untuk membeli minuman kesukaan kami, STMJ di desa sarirogo sebelah pom bensin. Karna aku habis kerja nyapu, aku cuma pake celana pendek, dompetku aku kasihkan ke sopian, karna celana pendek ku ga ada saku nya, akhirnya pas kita pulang, aku minta ke sopian "yan, mana dompetku?" Terus setelah di cari-cari dompet nya hilang, ya ampun, emosi dan rasa takut ku menyelimuti seluruh tubuh ku, aku yang rada susah menahan rasa amarah itu, mengeluarkan kata-kata yang tak seharusnya kukatakan sehingga menyebabkan hubungan pertemanan kami retak. Rasa takut bakal dimarahi habis-habisan sama omku dan amarah yang semakin besar membuatku susah untuk berfikir. "Sabar sabar, isi dompetmu apa aja nung?" Kata kang ucup yang tak sengaja lewat dan mendengarkan pembicaraan kami
  "Yah cuman Uang sama STNK aja kang" balasku
  "Gini nang, itu cuma STNK dan Uang, cuma KERTAS, masa cuma gara-gara kertas kamu jadi kehilangan sahabatmu? Masa gara-gara kertas kamu jadi mutus hubungan silaturahmi? Mana yang katanya petarung? Mana yang katanya anggota FAC?" Ucap kang ucup dengan wajah penuh bijaksana
  "Iya kang" balasku dengan nada penuh menyesal
  "Inget janji FAC, semua yang pernah tinggal di Apartement adalah saudara, Berhati luas dan pemaaf"
  "Iya kang, aku minta maaf yan, aku nyesel dah ngomong yang kaya tadi"

Di akhir postingan ku ini, aku mengucapkan terima kasih telah membaca postingan-postingan ku sebelum nya. Yah walaupun isi nya cuma buku diary pribadiku, aku sangat merasa senang bisa berbagi hal-hal yang pernah aku lalui kepada kalian. Semoga postingan ku bisa bermanfaat bagi generasi nusa dan bangsa. Hahaha

Terima kasih lagi dan see you next post gan.

Komentar